HALAMAN HIBURANMEI 11, 10: Berita Qodsna melaporkan, Mahkamah Tinggi Rejim Zionis Israel memulai isytihar perang anti-humor yang sedang marak di kalangan warganya. Tindakan ini dilakukan bila meningkatnya eskalasi rasisme di tengah masyarakat Zionis Israel sendiri, yang memaksa mahkamah tingginya turun tangan setelah diminta oleh Knesset.
Akhbar Yediot Aharonot melaporkan, atas permintaan sebahagian anggota Knesset mengenai katagori humor ‘sebagai kejahatan’, dan mahkamah tinggi akan memburu pelaku humor tersebut. Bukan rahsia lagi, ditengah-tengah masyarakat Yahudi di Israel sendiri pun terjadi tindakan rasisme perkauman sesama Yahudi.
Penduduk Yahudi asli menganggap Yahudi asal negara lain, yang hijrah ke Israel sebagai warga kelas dua. Majoriti Yahudi keturunan Maroko, Poland, dan Afrika juga adalah kelompok Yahudi yang taat, namun kerap menjadi sasaran sindiran olok-olok dari warga Yahudi yang lain. Menurut mahkamah tingginya, hukuman bagi pelaku kejahatan olok-olok dan lawak seperti tersebut adalah hukuman penjara.
Komen Blog Ibnu Hasyim: Ertinya ‘lawak jahat’ atau lawak yang mendatangkan kesan buruk seperti membangkitkan semangat perkauman adalah dilarang di Israel.
Mari kita lihat lawak dalam Islam…
Bagaimana Rasulullah SAW bergurau?
Seorang wanita tua berkata kepada Nabi, “Tolong berdoa kepada Allah supaya Dia memasukkan saya ke dalam syurga.”
“Ya ibu, orang tua tidak boleh masuk syurga…” Jawab Nabi. Perempuan itu pulang sambil menangis-nangis.
Tetapi kata Nabi lagi, ertinya.. “Sila beritahu kepadanya, dia tidak akan masuk ke syurga dalam keadaannya yang masih tua. Allah berfirman ”Sesungguhnya Kami mencipta wanita-wanita syurga dengan penciptaan yang baru. Kami jadikan mereka dalam keadaan masih dara, yang amat menyintai suaminya dan sebaya pula sesamanya.” (Hadith riwayat Tirmizi dan al-Baihaqi dgn Sanad yang hasan)
Abu Hurairah telah meriwayatkan: Para sahabat berkata, ” Ya Rasulullah, kamupun bergurau dengan kami…”“Ya aku bergurau, tetapi aku tidak berkata melainkan perkara yang benar!” Jawab Nabi. (Hadis riwayat Tirmizi dan Ahmad – sanadnya hasan)
Dr Yusuf Qardawi meletakkan lima etika yang perlu dipatuhi dalam lawak atau bergurau..Pertama: Tidak menggunakan perkara yang bohong sebagai alat untuk manusia tertawa. Nabi SAW bersabda: “Celaka orang yang bercakap kemudian berbohong supaya manusia ketawa. Celakalah dia dan celakalah dia!” (Hr Ahmad dan Ad-Darimi – sanadnya sahih)Kedua: Gurauan yang tidak menghina orang lain, kecuali diizinkan oleh orang tersebut. Firman Allah, “Wahai orang-orang beriman, janganlah satu puak itu menghina puak yang lain, mungkin orang dihina lebih baik dari yang menghina. Janganlah wanita menghina wanita yang lain , mungkin wanita dihina lebih baik baik dari wanita yang menghina… ” (11 : Al-Hujarat)
Nabi SAW bersabda, “Cukuplah seorang itu melakukan kejahatan apabila dia menghina saudaranya semuslim.” (Hadis riwayat Muslim – sahih). Termasuk juga dalam menghina, ialah dengan meniru perbuatan orang lain.Aisyah RA berkata “Aku telah meniru perbuatan seorang manusia.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak suka meniru perbuatan orang lain.” (Hadis riwayat Ahmad dan Baihaqi – sanad sahih)
Ketiga: Melawak yang tidak menakutkan orang lain.Nukman bin Basyir RA berkata: Sesungguhnya kami bersama Rasulullah SAW dalam satu perjalanan. Seorang lelaki mengantuk di atas tunggangannya. Seorang lelaki yang lain mengambil anak panah dari busurnya dan mengejutkan lelaki yang mengantuk yang menyebabkan dia terperanjat. Rasulullah saw bersabda; “Haram bagi seorang lelaki menakutkan orang Islam.” (Hadis riwayat Thabrani – sahih)Keempat: Jangan ambil barang orang dengan niat melawak. Nabi SAW bersabda: “Jangan kamu mengambil barang kepunyaan saudara seIslam dengan niat melawak atau pun betul-betul.” (Hadis riwayat Ahmad – sahih)Kelima: Jangan melawak ditempat yang serius dan jangan serius di tempat melawak. Dalam Islam ada 3 perkara yang dianggap diambil hukumnya walaupun dalam keadaan melawak. Nabi SAW bersabda, “Tiga perkara yang mana diambil hukumnya samaada dalam keadaan melawak atau serius: 1. Nikah 2. Cerai 3. Membebas hamba.Jadi, anda kajilah sendiri, bagaimana hukumnya, melawak seperti yang di dalam pertandingan merebut Raja Lawak dalam persembahan di tv, pementsan sekarang dan lain-lain. Wallahu ‘aklam. (IH)
Archives
All posts for the month May, 2010
In April, 29th, 1961 a doctor of the 6th Soviet Antarctic expedition Leonid Rogozov aged 27 felt pain in a right lower belly and fever. The next day brought only exasperation. Having no chance to call a plane and being the only doctor at the station “Novolazarevskaya”, at night, in April, 30th the surgeon made an appendix removal operation on himself using local anesthesia. He was assisted by an engineer and the station’s meteorologist.
In 1959 Leonid Rogozov graduated from the Institute and was immediately accepted to the surgery clinical residency. However, his studies at the residency were broken off for some time due to Leonid’s trip to Antarctica in September, 1960 as a doctor of the 6th Soviet Antarctic expedition to Novolazarevskaya station.
During this expedition there happened an event that made a 27-year old surgeon world-famous.
In the 4th month of the wintering, in April, 29th, 1961, Leonid showed disturbing symptoms: weakness, nausea, fever and pain in a right iliac region. The following day his temperature got even higher. Being the only doctor in the expedition consisting of 13 people, Leonid diagnosed himself: acute appendicitis. There were no planes at any of the nearest stations, besides, adverse weather conditions would not allow to fly to Novolazarevskaya anyway. In order to save the sick member of a polar expedition there was needed an urgent operation on site. And the only way out was to operate on himself.At night, on the 30th of April, 1961, the surgeon was being helped by a mechanical engineer and a meteorologist who were giving him the medical instruments and holding a small mirror at his belly. Lying half bent on the left side, the doctor made a local anesthesia with novocaine solution and made a 12cm incision in the right iliac region with a scalpel. Either watching in the mirror or by touch he removed an inflamed appendix and injected antibiotic in the abdominal cavity. In 30 or 40 minutes from the beginning of the operation there developed a faint and giddiness and the surgeon had to make pauses for some rest. Nevertheless, by midnight the operation lasting 1 hour and 45 minutes was over. In five days the temperature normalized, in two days more – the stitches were taken out.
In the St. Petersburg Museum of the Arctic and the Antarctic there is an exposure of surgical instruments that Leonid Rogozov applied for this uneasy operation.
CATATAN PERJALANAN, MEDAN 1
HARI ini, saya menulis dari kota Medan Sumatra Utara, Indonesia. Entah bagaimana saya malam tadi saya tinggal di penginapan Jalan Bintang.
“Jalan Bintang? Masya Allah.. kou tahu tempat apa itu?” Tanya kawan saya orang Medan, setelah bertemu dan mengajak saya ke rumahnya.
Ya. Memang di situ suatu tempat penginapan kelas rendah yang dianggap jijik dipenuhi pelacur murahan. Kalau di KL macam di Belakang Mati Chow Kit Road. Di situ saya sedang minum ringan bersama-sama orang-orang yang baru saya kenali. Ini, lebih kurang perbualannya..
“Sekarang Medan sudah aman..” Kata seorang perempuan berumur kira-kira 40 tahun tukang goreng mi di tingkat bawah rumah penginapan itu.”
“Dulunya kenapa?” Saya tanya.
“Dulunya kota Medan ini, separuh dikuasai pemerintah, separuh lagi dikuasai kepala mafia Batak Karo.. Kiranya kita sedang mahu dirampok, sebut saja ‘horas’ (ertinya kira-kira ‘salam sejahtera’ dalam bahasa Batak), kita seolah-olah dapat rokemen tidak diapa-apakan oleh preman (penjenayah) itu. Bahkan dikatakan waktu itu kutipan parking kereta di banyak tempat di Medan pun terpaksa di bagi dua antara pemerintah dan preman itu!” Jelas perempuan tersebut.
“Kok, sampai begitu? Siapa nama raja preman itu??”
Seorang lain menambah, “Tanya saja sesiapa pun di kota Medan ini, semua kenal.. Olo Panggabean preman besar. Saya tahu betul sejarahnya. Nama sebenarnya Sahara Oloan Panggabean. Lahir di Tarutung 24 Mei 1941. Meninggal pada 30 April 2009 semasa berumur 67 tahun. Olo adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Friedolin Panggabean dan Esther Hutabarat, keluarga Kristen. Sampai akhir hayatnya tidak pernah menikah..”
Apa kegiatannya, hingga pemerintah pun tidak mahu ambil tindakan tegas? Saya lihat Wikipedia, Olo Panggabean..
“..adalah seorang tokoh yang terkenal karena kegiatannya di bidang perjudian dan juga karena sifat filantropinya… diperhitungkan setelah keluar dari organisasi Pemuda Pancasila, saat itu di bawah naunganEffendi Nasution alias Pendi Keling, salah seorang tokoh Eksponen ‘66’. Tanggal 28 Agustus 1969, Olo Panggabean bersama sahabat dekatnya, Syamsul Samah mendirikan IPK. Masa mudanya itu, dia dikenal sebagai preman besar.
Wilayah kekuasannya di kawasan bisnis di Petisah. Dia juga sering dipergunakan oleh pihak tertentu sebagai debt collector. Sementara organisasi yang didirikan terus berkembang, sebagai bagian dari lanjutan Sentral Organisasi Buruh Pancasila (SOB Pancasila), di bawah naungan dari Koordinasi Ikatan – Ikatan Pancasila (KODI), dan pendukung Penegak Amanat Rakyat Indonesia (Gakari). Olo Panggabean sering disebut sebagai seorang “raja perjudian” yang berpengaruh di kawasan tersebut, meskipun tuduhan terhadapnya belum dapat dibuktikan pihak berwajib.
Olo Panggabean pernah dituding sebagai pengelola sebuah perjudian besar di Medan. Semasa Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumut (1999), IPK pernah diminta untuk menghentikan praktik kegiatan judi. Tudingan itu membuat Moses Tambunan marah besar. Sebagai anak buah Olo Panggabean, Moses menantang Sutiono untuk dapat membuktikan ucapannya tersebut.
Persoalan ini diduga sebagai penyulut insiden di kawasan Petisah. Anggota brigade mobile (Brimob) terluka akibat penganiayaan sekelompok orang. Merasa tidak senang, korban yang terluka itu melaporkan kepada rekan–rekannya. Insiden ini menjadi penyebab persoalan, sekelompok oknum itu memberondong “Gedung Putih” dengan senjata api.”
Ia pernah menerima perintah panggilan dari Sutanto sebagai Ketua polis Sumatra Utara, mengenai judi itu. Tapi ditolak Olo. Susanto memegang kuasa mulai tahun 2005, menyebabkan kegiatan perjudian Olo mulai terjejas. Olo dikhabarkan akhirnya memfokus pula pada bisnis legal, seperti POM Bensin , Perusahaan Otobus (PO) dan sebagainya.
Pada suatu masa, pernah muncul di media massa Indonesia. Ada keluarga yang anaknya ditahan di hospital kerana tak mampu bayar biaya bersalin. Tiba-tiba pihak hospital melayani keluarga itu sebaiknya. Rupanya baru diketahui Olo Panggabean telah melunasi sepenuhnya. Ada juga diceritakan peniaga yang dihancurkan warungnya oleh pihak penguasa, tapi diganti semula oleh Olo Panggabean.
Begitu juga kisah sedih bayi kembar siam Angi-Anjeli anak dari pasangan Subari dan Neng Harmaini yang tidak mampu membiayai operasi pemisahan itu di Singapura, tahun 2004. Dia yang menanggungnya. Begitu juga kisah ibu bayi, Neng Harmaini, melahirkan anai kembar siamnya di hospital Vita Insani, Pematang Siantar, 11 Februari 2004, melalui operasi penyelamat bernama ‘operasi caesar’.
Olo Panggabean bertindak cepat menanggung semua biaya yang diperlukan. Bahkan sewaktu bayi bernasib malang itu tiba di Bandara Polonia Medan pada Julai 2004, Olo Panggabean menyempatkan diri menyambut dan menggendongnya.
“Ada juga berita menyebutkan, sebelum Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumut (1999), ramai yang sebelum itu ditukarkan ke tempat lain gara-gara tindakan tugas mereka bertentangan dengan kehendak Olo Panggabean’raja mafia’ itu.” Sampuk seseorang lain yang mengaku dari keturunan Batak. “Itu sebabnya Danau Toba (tempat orang Batak Kristian puak Olo Panggabean) sejak dulu lagi membangun melebihi tempat-tempat lain di Sumut (Sumatra Utara), Karena kekuatan kuasaannya.”
“Oh ada seorang lagi, sepertinya di Jakarta…” Sambut perempuan yang memulakan perbualan tadi.
“Ha. Siapa pula?” saya tak sabar ingin tahu.
“Dia seorang perempuan. Kehadiran Bambang Presiden sekarang telah menumpaskan banyak kumpulan-kumpulan mafia dan preman termasuk orang-orang pemerintah yang korupsi. Semuanya dipenjarakan, termasuk si perempuan ini. Hebatnya perempuan ini, kamar penjaranya dibiayai sendiri menjadi kamar mewah, ada tempat saloon dan sebagainya.. Sehingga berlaku demontrasi seminggu dua lalu, menuntut pemerintah supaya menghalang penjara itu dijadikan hotel mewah melebihi taraf 5 bintang!”
Ya. Saya pun ada mendengar berita demontrasi itu melalui BBC London bahagian Indonesia, beberapa hari lepas. Terfikir saya, bagaimana penjara di negara miskin boleh jadi hotel mewah melebihi hotel 5 bintang? Saya tanya-tanya lagi, akhirnya saya dapat jawapan..
“Apa tidakmya? Perempuan itu adalah rakan baik isterinya Bambang, Bapak Presiden!!” Jawab perempuan di depan saya ini. Oh. Itu sebabnya. Tetapi sebelum pergi, perempuan ini tanya saya lagi, “Mau nggak?”
“Apaan?”
“Cewek. Nona.. Kupu-kupu malam? Hibur, hibur!”
Baru saya tersedar, rupanya saya sedang berada di kawasan pelacuran di kota Medan, Jalan Bintang. Tempat yang kebanyakannya manusia kesasar, otaknya hanya berpusing berbintang-bintang, belum nampak nikmat cahaya bulan.
Esok sambung lagi.. insya Allah.
Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan.
alamat e-mail: ibnuhasyim@gmail.com
Jalan Bintang Medan
Feb 04, 2010.
KINI saya masih di Medan.“Wa ‘alaikumus salam!” Saya jawab balik telefon dari kawan saya orang Medan itu.
“Kamu ingat ngak, perjumpaan di sebelah malam di rumah wakil rakyat Manggeng, Aceh, di mana cadangan saya membuat kilang bata dibincangkan. Berapa modal wang dan bagaimana mendapatnya? Di mana saya mencadang membeli sebuah bukit kecil di situ, dan buat kilang baru. Tetapi pandangan kamu lebih diterima mereka, iaitu gunakan kilang orang kampung yang ada tetapi terbengkalai kerana berbagai alasan, dan atasi masalah tersebut.”
Katanya, mengingatkan balik perbincangan dua tiga bulan lalu. (Lihat balik… 3 Perkara, Bermulalah Usahaniaga Remaja Aceh siri6..). Tetapi perbincangan sebelah malamnya, tak sempat saya catatkan dalam catatan perjalanan saya.
“Ya, ingat. Mengapa?”
“Bukit yang kita lihat dan cadang supaya di beli dulu, tapi tak jadi.. dan telah dibeli oleh orang lain, orang tempatan untuk buat kilang bata juga, rupanya ada emas di dalamnya. Sekarang dalam proses mengeluarkannya dengan kebenaran pemerintah…” Jelasnya.
“Aaa, kayalah pembeli itu. Al-hamdulillah. Rezeki tidak menyebelahi kita..” Kata saya.
Teringat saya, diceritakan disebuah tempat di Aceh, beberapa orang Eropah menyewa sebuah rumah di kaki bukit. Bertahun-tahun mereka tinggal di situ, orang tidak tahu apa kerja mereka. Hari-hari kelihatan menunggang basikal sebagai pelancong sahaja. Akhirnya bila mereka pulang ke negaranya, barulah dijumpai kesan peninggalan, ada sebuah lobang besar dari belakang rumah sewa mereka terus ke dalam bukit. Itulah tempat mereka mengorek dan mencuri emas dibawa keluar dari bumi Aceh..
Begitu juga dengan cerita beberapa pemuda Mangging hari itu, bahawa mereka pernah dibayar oleh seorang ahli bisnes dari Malaysia, supaya membawa alat pengesan sewaktu mendaki bukit-bukitan di Aceh. Rupanya, akhir baru mereka tahu, alat itu adalah alat pengesan bahan galian yang ada di bumi Aceh.
Kawanku orang Medan itu bertanya lagi, “Kamu ingat lagi ngak.. orang yang mengupah pemuda Manggeng membawa alat pengesan mendaki bukit dulu?”
“Ya.. Kenapa?”
“Dia masih ada di Aceh sekarang. Dia dikatakan sedang dan telah berusaha membeli sebuah puncak sebuah bukit di Aceh.” Katanya.
“Eh.. Bahaya tu. Bukan puncak saja yang akan dikuasai, bahkan seluruh bukit akan dikebasnya.” Saya jawab, dan.. “Siapa namanya?”
“Dia orang Cina. Tapi namanya Tengku.. eh tak ingat pula. Takkan orang Cina dapat gelaran Tengku?” Dia cuba ingat-ingat balik. “… Ya, namanya Tengku Wong!”
Terkejut saya. Saya pernah dengar nama ini di Malaysia, semasa di zaman pemerintahn Dr Mahathir lagi. Kini saya dengar nama ini di Medan, dan kisahnya di Aceh pula. Betui ke??
oleh Ibnuyaacob
Dalam kesibukan pihak Hamas dan Israel cuba mewujudkan usaha mengembalikan semula perbincangan perjanjian damai, Palestin telah diserang dengan dua roket jet pejuang Israel pagi ini.
Serangan itu dilihat cuba dihalakan kepada terowong penyeludupan barang yang dibina oleh Hamas yang berada di antara sempadan Mesir dan Palestin. Serangan yang dilakukan juga tidak mendatangkan sebarang kemalangan jiwa di kawasan tersebut.
Menurut juru cakap Israel Defense Force (IDF), mereka tidak akan bertoleransi dengan sebarang serangan balas yang diterima dari pihak Palestin. Israel juga mendakwa bahawa serangan dilakukan kerana mengambil kira serangan roket al-Qassam buatan Hamas yang dilakukan pada 8 May (Sabtu) lepas.
Terdapat beberapa kecurigaan tentang serangan balas Israel ini, sama ada untuk mempercayai ia benar-benar serangan balas atau serangan yang sengaja dirancang untuk mencetuskan kemarahan Hamas. Antara perkara yang menjadi persoalan ialah;
- Israel mendakwa pada 8 Mei roket Hamas telah dilancarkan di Askelon tetapi Israel tidak menyerang balas secara drastik dan hanya menunggu 10 Mei untuk mengambil tindakan.
- Serangan roket jet pejuang Israel pada hari ini hanyalah selepas beberapa jam Perdana Menteri ISrael dan Pemimpin Palestin bersetuju sebulat suara membuka semula usaha rundingan damai.
- Pihak Hamas pula mengeluarkan kenyataan menafikan serangan pada 8 Mei ke atas Ashkelon adalah angkara mereka.
- Media-media Israel sendiri melaporkan bahawa serangan ke atas Ashkelon tidak dapat dikenal pasti dari mana arahnya dan siapa yang benar-benar melancarkannya